Syabab.Com - Rakyat rupanya telah bosan dengan kediktatoran rezim sekuler yang selama ini mencengkram mereka. Terilhami 'revolusi' di Tunisia yang menjungkalkan rezim Ben Ali, ribuan rakyat di Mesir berkumpul di Lapangan Tahrir, Kairo menyatakan penentangan mereka terhadap penyiksaan, kemiskinan, korupsi dan pengagguran yang terjadi di negeri tersebut.
Banyak warga Mesir yang melakukan unjukrasa mencoba bertahan di pusat Kairo hingga Selasa malam. Ribuan warga yang ikut dalam proses tersebut berjanji untuk tetap turun ke jalan hingga pemerintah tumbang.
Akhbar al-Arab melaporkan sekitar 30.000 orang berkumpul di Tahrir Square untuk menumbangkan rezim pemerintah Mubarak. Tiga orang telah menjadi korban dalam aksi anti pemerintah yang berlangsung di seluruh Mesir.
Rakyat kini menampakkan kemarahan mereka terhadap rezim zhalim tersebut. Mereka tidak takut apapun. Salah seorang pengunjuk rasa, Tareq el-Shabasi, 43 tahun mengatakan, "Saya datang kemari dengan kesediaan untuk mati, saya tidak takut apa-apa."
Mereka juga meneriakkan yel-yel, "Ambruklah Mubarak." sebagian yel-yel juga ditujukan kepada Gamal, puter Presiden yang sedang dipersiapkan menggantikan ayahnya di kursi presiden. "Gamal beritahu ayahmu bangsa Mesir benci kami," teriak masa.
Aksi demonstrasi jarang terjadi di Mesir, karena pemerintah Presiden Hosni Mubarak yang mulai berkuasa sejak 1981 sangat membatasi suara-suara yang menentang.
Bahkan, rezim Mubarak kerap kali menangkapi lawan politiknya seperti para aktivis Ikhwanul Muslimin termasuk juga para pengemban dakwah yang menyerukan Syariah dan Khilafah seperti para pengamban dakwah Hizbut Tahrir.
Rezim Mubarak telah dikenal kediktatoran dan dukungannya terhadap Barat, bahkan terhadap Israel sekalipun yang telah mencaplok negeri Muslim Palestina.
Terkait pengepungan Gaza, penguasa Mesir, Husni Mubarak, tetap enggan membuka satu-satunya pintu masuk ke Gaza, yakni pintu Rafah yang berada dalam kekuasaan Mesir. Rezim Mesir itu tetap tuli dan diam seribu bahasa, sembari dengan tenang dan santainya menyaksikan warga Gaza mati secara perlahan karena blokade dan kekejian Israel.
Namun, jika saja Mubarak jatuh dan digantikan penguasa lainnya, selama sistem yang diterapkan sekularisme kapitalisme tidak akan pernah memberikan kebaikan apa pun. Umat hanya membutuhkan perubahan nyata di bawah naungan Khilafah Rasyidah, satu-satunya institusi yang menerapkan Islam dan menyatukan seluruh negeri Muslim di dunia. Insya Allah, semakin dekat! [m/bbc/syabab.com]
0 comments: