Lebih dari 2.000 orang demonstran di kota Miranshah pada Jumat (21/1) menuntut Washington dan badan intelijen AS CIA untuk bertanggung jawab atas meningkatnya kematian warga sipil di Pakistan.
Mereka menyerukan agar segera mengakhiri serangan rudal AS di wilayah Waziristan Utara di sepanjang perbatasan Afghanistan.
Waziristan Utara dan daerah suku lainnya di Pakistan barat laut telah sering menjadi sasaran serangan pesawat AS selama beberapa tahun terakhir.
Para peserta meneriakkan slogan-slogan anti-AS dan membakar patung Presiden AS Barack Obama.
“Pembunuh, pembunuh, CIA pembunuh”, “Hentikan serangan udara” dan “Teman Amerika adalah pengkhianat,” teriak massa aksi.
Serangan udara, yang diprakarsai oleh mantan Presiden AS George W. Bush, telah meningkat semenjak di bawah pemerintahan Obama.
Pada tahun 2010, tidak serangan udara AS meningkat dua kali lipat dan sedikitnya 1200 orang meninggal dalam 124 serangan udara tersebut.
Washington mengklaim bahwa serangan udara ditujukan pada militan, namun sebagian besar korban serangan merupakan warga sipil.
Menurut sumber-sumber Pakistan, serangan udara membunuh hampir 50 warga sipil untuk setiap seorang militan yang mereka targetkan — ketepatan sasaran hanya mencapai 2 persen.
Isu korban sipil telah merenggangkan hubungan antara Islamabad dan Washington sebagaimana pemerintah Pakistan berulang kali keberatan terhadap serangan tersebut.
Meningkatnya jumlah korban sipil yang tewas telah memicu sentimen anti-Amerika di Pakistan dengan Islamabad mengutuk serangan, dengan alasan bahwa mereka melanggar kedaulatan negara. (mediaumat.com, 22/1/2011)
0 comments: