Syabab.Com - Gelombang aksi rakyat Mesir untuk menumbangkan Hosni Mubarak terus berlanjut hingga hari kelima. Seorang pengunjuk rasa di Tahrir Square memegang sebuah foto yang menunjukkan coretan bagi wajah Mubarak dan peluru pistol, 29/11/2011 di Kairo. Kerusuhan terburuk dalam sejarah Mesir telah memasuki hari kelima dengan bentrokan baru meletus antara polisi dan pemrotes di beberapa kota di di seluruh negeri.
Dalam sebuah laporan seperti dikabarkan Press TV sedikitnya 100 orang tewas dalam tindakan keras terhadap para demonstran anti pemerintah. Sekitar 2000 lainnya terluka sejak kerusuhan yang dimulai hari Selasa.
Protes anti pemerintah di Mesir terul berlanjut sekalipun pasukan tentara dan tank-tank telah dikerahkan. Jam malah telah diperpanjang di tiga kota yaitu, Kairo, Suez, dan Alexandria di mana aksi unjuk rasa sedang berlangsung.
Seluruh kabinet kini telah mengundurkan diri, namun Presiden Hosni Mubarat telah menolak untuk mundur. Sebaliknya, ia menjanjikan reformasi ekonomi dan politik. Pengunjuk rasa menolak tindakan yang sedikit terlambat itu dan mendesak Presiden sendiri untuk mundur.
Sementara itu tokoh oposisi yang pernah bekerja di PBB Mohammad El Baradei berjanji bahwa protes jalanan akan terus hingga Mubarak mundur. Partai oposisi utama, Ikhwanul Muslimin, menyerukan peralihan kekuasaan secara damai.
Selain itu, ribuan orang di seluruh dunia ikut serta ke jalan-jalan mengekspresikan dukungan mereka bagi para pengunjuk rasa anti pemerintah di Mesir.
Ratusan orang berkumpul di depan Kedubes Mesir di Tokyo, menuntut pemerintah Mesir menghentikan tindakan keras terhadap para demonstran serta Mubarak untuk menerima seruan mundur. Demonstrasi serupa digelar di Arab Saudi, Yunani, Jerman, Perancis, Turki dan Amerika Serikat.
Di Inggris, para aktivis Hizbut Tahrir berkumpul di depan Kedubes Mesir menyerukan solusi Khilafah bagi Mesir. Mereka menegaskan "Perubahan nyata itu di bawah Khilafah".
Sementara Wakil Presiden AS Joe Biden masih mempertahankan Mubarak dan enggan menyebutnya sebagai diktator. "Mubarak telah menjadi sekutu kita dalam sejumlah hal," katanya.
Demikianlah, dunia kini menyaksikan bahwa umat telah bosan dengan para penguasa korup diktator yang telah berteman dengan AS. Umat pun menyaksikan dengan jelas, para penguasa diktator tersebut didukung oleh negara-negara imperialis seperti AS.
Aksi anti-pemerintah di Mesir ini terinspirasi oleh gelombang revolusi di Tunisia yang berhasil menumbangkan diktator Ben Ali, yang juga telah menjadi sekutu AS. Bahkan, ribuan rakyat menyerukan penegakkan Khilafah.
Memang, sekedar pergantian penguasa tidak akan memberikan perubahan nyata jika sistemnya masih mengacu kepada sistem demokrasi warisan Barat. Umat hanya membutuhkan satu perubahan nyata dengan menegakkan Khilafah, sebuah kepemimpinan tulus yang akan menerapkan syariah Allah Swt. serta memberikan kedamaiaan dan kesejahteraan kepada dunia. Insya Allah, semakin dekat! [m/f/prstv/syabab.com]
0 comments: