Pertaubatan Saksi Kunci

  • Posted by Bambang Sugiarto
  • at 4/26/2011 10:53:00 AM -
  • 0 comments
Khairul Ghazali mengaku diteror, diintimidasi, diancam, dan dijanjikan sesuatu dalam proses penyidikan.

Adanya rekayasa di balik kasus yang menimpa Abu Bakar Baasyir mulai terungkap. Saksi kunci yang menghubungkan keterlibatan Baasyir dalam kasus terorisme membuka fakta yang sebenarnya.

Dalam secarik kertas, Khairul Ghazali membeberkan apa yang terjadi sebenarnya. Khairul Ghazali alias Abu Yasin wajahnya pernah tayang di TV One semula menuding bahwa Baasyir menerima bagian 20 persen dari hasil perampokan di CIMB Medan. Selain itu, ia menyatakan Baasyir membolehkan membunuh polisi di jalan-jalan.

Khairul yang tinggal di Tanjung Balai, Medan ini, ditangkap oleh Densus 88 di rumahnya. Saat itu ia sedang shalat bersama tiga orang lainnya. Dua di antaranya ditembak oleh Densus 88 dan satu lagi melarikan diri.

Ia kemudian digelandang ke Markas Komando Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat. Di tempat inilah, menurut pengakuan Khairul, rekayasa itu terjadi. ”Setelah memasuki bulan ke-6 dalam tahanan thaghut, ana mulai menyadari bahwa apa yang ana lakukan selama ini, seperti wawancara di TV One awal oktober 2010, keterangan-keterangan sebelum dan pasca penyidikan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, yang penuh teror, intimidasi, ancaman, dan janji-janji thaghut, sampailah kepada kesaksian untuk Ustadz ABB, semua keterangan-keterangan dan kesaksian itu ana tarik balik (batalkan) dan menegaskan konsistensi (keistiqamahan) di jalan dakwah wal jihad dengan segala risiko dan akibat yang siap ana pikul,” tulis dalam surat tersebut.

Media Umat sudah mengonfirmasi kebenaran surat tersebut. Menurut sumber Media Umat, surat itu benar adanya. Surat itu sendiri sudah dimuat secara lengkap di sebuah situs beberapa waktu yang lalu. Munculnya surat ini ke media, kata sumber itu, akan mengakibatkan risiko tersendiri bagi Khairul di tahanan.

Khairul menegaskan dirinya bertaubat atas apa yang ia nyatakan sebelumnya. ”Dengan ini ana menyatakan "taubat" dari semua kesalahan dan kesilapan yang menggelincirkan ana dari jalan lurus setelah terperangkap di jalan thaghut dan anshar-anshar-nya,” katanya.

Ia menyebut surat itu sebagai wadah untuk mengishlah diri dan menyatakan sikap berbara' (melepaskan diri) dari thaghut dan pembantu-pembantunya. Surat ini juga sebagai penegasannya untuk loyal kepada jamaah kaum Muslimin dan pemimpinnya. ”Ana menyatakan dengan tegas bahwa semua pemberitaan, penulisan, dan apapun yang terkait dengan diri ana, maka ana cabut kembali dan ana menyatakan taubat serta kembali ke pangkuan dakwah wal jihad lillahi taala.”

Ia pun meminta maaf kepada siapa saja yang terzalimi akibat ucapan, tulisan, dan perbuatannya. ”Ana memohon maaf dan kepada Allah SWT ana bertaubat”.

Dalam surat tersebut ia memerinci kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya yakni: (1) Mengatakan kepada penyidik (Densus 88) bahwa Medan akan dijadikan seperti Irak ke-2; (2) Mengatakan kepada penyidik (Densus 88) bahwa ikhwan-ikhwan berencana melakukan aksi pembebasan Toni Togar (yang ada di penjara Tanjung Gusta, Medan—red); (3) Me-ngatakan kepada penyidik (Den-sus 88) bahwa Fadli Sadama adalah pemimpin aksi-aksi amali-yah di Medan; (4) Mengatakan kepada penyidik (Densus 88) bahwa Ustadz ABB men-dapat 20 persen dari hasil CIMB padahal itu tidak benar dan merupakan hasil tekanan (rekayasa) dari pihak thaghut; (5) Mengatakan kepada penyidik (Densus 88) bahwa Ustadz ABB pernah menyatakan bahwa bolehnya membunuh polisi di jalan-jalan, pada-hal itu tidak benar dan merupakan hasil tekanan (rekayasa) dari pihak thaghut; (6) Mengata-kan kepada penyidik (Densus 88) bahwa ana siap menjadi saksi Ustadz ABB di persidangan tetapi kemudian ana batalkan; (7) Me-nulis buku "Perampokan Bukan Fa'i" yang berisi dalil-dalil dan sejarah fa'i. Yang buku tersebut diserahkan kepada Densus 88. Di sini ana menyatakan menarik balik dan akan membatalkan keseluruhan buku tsb; (8) Men-janjikan kepada Densus bahwa ana akan menulis buku yg ber-judul "Embrio Teroris di Indo-nesia" namun janji itu hanya untuk menipu Densus agar mau memberi ana fasilitas dan harta duniawi, sementara isi tulisan buku itu tidak ada kecuali hanya judul dan daftar isi. Buku tsb sama sekali tidak akan pernah ana tulis sejak pernyataan maaf, ishlah,dan taubat ini ana tulis: (9) Ana berhubungan baik dengan Densus 88 dari sejak proses pe-nyidikan sampai ana di Polda Sumut. Sejak pernyataan ini ana tulis, ana memutuskan semua hubungan baik dan ana berbara' kepada Densus 88.

Ia mengaku dalam bagian akhir surat tersebut bahwa jalan yang ditempuhnya adalah jalan yang pernah dilalui oleh orang-orang yang hampir tergelincir dari agama Islam. Mereka men-dapatkan hidayah Allah sehing-ga mereka selamat dan justru itu meningkatkan derajat keimanan mereka.

Khairul yang kini ditahan di Medan berharap pemohonan maaf, ishlah, dan taubatnya dite-rima oleh Allah SWT. Ia pun ber-harap rekan-rekannya pun yang kini masih ditahan Densus 88 mengikuti langkahnya.

Author

Written by Admin

Aliquam molestie ligula vitae nunc lobortis dictum varius tellus porttitor. Suspendisse vehicula diam a ligula malesuada a pellentesque turpis facilisis. Vestibulum a urna elit. Nulla bibendum dolor suscipit tortor euismod eu laoreet odio facilisis.

0 comments: